468x60 Ads

Change Background of This Blog!

Hubungan Internasional

      I.            Kerjasama Bilateral
Kerja sama ekonomi Bilateral, yaitu bentuk kerja sama ekonomi antara dua Negara yang sepakat untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya kerjasama Indonesia dengan Jepang.

A.   Hubungan Internasional Indonesia dengan Jepang

ü  Hubungan diplomatik
Dibuka pada bulan April 1958 dengan Penandatanganan Perjanjian Perdamaian antara Jepang dan Republik Indonesia. Pada tahun yang sama ditandatangani pula Perjanjian Pampasan Perang. Sedangkan untuk pembukaan jalur penerbangan antara Jepang dan Indonesia diadakan pada tahun 1963.
Jumlah warga negara Jepang yang tinggal di Indonesia adalah ± 11.090 orang  ( pada Oktober 2006).  Jumlah warga negara Indonesia yang tinggal di Jepang adalah  ±  23.890 orang  ( pada  Desember 2004 ) .
ü  Hubungan Perekonomian Indonesia – Jepang
Hubungan kerjasama di bidang ekonomi antara Jepang dan Indonesia telah terjalin lebih dari setengah abad. Selama itu pula, Jepang telah turut berperan dalam mendorong pembangunan ekonomi Indonesia. Peran Jepang dalam perekonomian Indonesia dapat ditinjau dari tiga aspek, meliputi sektor perdagangan, investasi, dan kerjasama ekonomi. Di bidang perdagangan internasional (ekspor-impor), Jepang adalah mitra dagang terbesar Indonesia. Begitu pula halnya dengan bidang investasi, investor-investor Jepang memainkan peran terbesar dalam penanaman modal langsung (foreign direct investment). Kemudian, Jepang juga memberikan bantuan dalam jumlah yang besar dalam skema kerjasama ekonomi sebagai upaya mendukung pembangunan di Indonesia.
a.      Dalam Sektor  Perdagangan :
Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007).
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.
Dalam perdagangan internasional, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Pada periode 2006-2010, ekspor Indonesia memiliki tren yang meningkat, sementara impor Indonesia dari Jepang juga meningkat di tingkat yang lebih tinggi. Neraca perdagangan Indonesia-Jepang juga terus mengalami surplus walaupun trennya cenderung menurun akibat peningkatan impor lebih besar dari peningkatan ekspor. Komoditas yang diperdagangkan antara kedua negara juga beragam, sesuai dengan keunggulan komparatif dan daya saing kedua negara.
b.      Dalam Sektor  Investasi :
Di sisi investasi, peran Jepang dalam perekonomian Indonesia tidak kalah penting. Walaupun sempat mengalami penurunan kuantitas investasi saat terjadinya krisis ekonomi yang melanda Asia di tahun 1997, Jepang masih menjadi salah satu negara terpenting di antara negara-negara lain yang melakukan investasi di Indonesia. Sejak tahun 1967 hingga 2007, jumlah penanaman modal langsung Jepang di Indonesia menempati peringkat pertama di Indonesia dengan angka 11,5% secara keseluruhan.
Banyak perusahaan Jepang yang membuka cabang dan beroperasi di Indonesia. JETRO menyebutkan bahwa terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Hal ini tentu memberikan kontribusi pada pengurangan jumlah pengangguran di Indonesia karena keberadaan perusahaan Jepang di Indonesia tentu membuka kesempatan kerja yang luas bagi sumber daya manusia dalam negeri. Lebih lanjut, berdasarkan kutipan yang didapat dari BPKM, perusahaan-perusahaan Jepang mempekerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia. Ini menjadikan Jepang sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia.
clip_image004Berdasarkan data Perkembangan Realisasi Investasi PMA berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Menurut Negara yang dipublikasikan BPKM di tahun 2010 dan kuartal pertama 2011, Jepang masih menempati peringkat tiga besar negara dengan nilai investasi mencapai US$712,6 juta dan 323 proyek (2010). Sedangkan, pada kuartal pertama 2011 telah mencapai US$345,2 juta (hampir separuh dari nilai investasi sebelumnya) dan 78 proyek. Walaupun saat ini Singapura merupakan negara dengan nilai penanaman modal asing terbesar di Indonesia,nilai investasi Jepang bersama dengan Amerika Serikat juga tergolong signifikan.

Tidak hanya itu, Jepang juga turut memainkan peran penting dalam mendorong pembangunan ekonomi di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki kaitan historis dengan Indonesia, Jepang telah banyak memberikan bantuan kepada Indonesia, baik dalam bentuk pinjaman maupun hibah. Jepang mengklaim bahwa Indonesia merupakan negara penerima ODA/Official Development Assistance (bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang), berdasarkan data dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Lebih lanjut, mengingat pentingnya peran Jepang dalam perekonomian domestik, memasuki masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, dibentuk forum Investasi bersama tingkat tinggi pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia. Selain itu, untuk semakin meningkatkan kerjasama ekonomi antara Jepang dan Indonesia, Economic Partnership Agreement (EPA) resmi disetujui Presiden SBY dan Mantan Perdana Menteri Jepang, Mr.Abe pada tanggal 20 Agustus 2007. Pemberlakuan EPA yang mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Juli 2008 ini, diharapkan semakin meningkatkan peningkatan perdagangan dan investasi antara kedua negara yang tentunya akan menuai banyak manfaat bagi perekonomian Indonesia.
c.       Dalam Sektor Kerjasama Ekonomi
Indonesia merupakan negara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang).
Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah :
 
Pinjaman Yen
: 125.2 milyar Yen
Bantuan hibah
: 5.4 milyar Yen
  (berdasarkan pertukaran Nota-nota)
Kerjasama teknik
: 7.8 miliar Yen
  (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)
d.      Dalam Sektor Pendidikan
             Pertukaran Mahasiswa Indonesia dan Jepang

        Pada tanggal 16 Mei 2011 di Jakarta Indonesia-Jepang jalin kerja sama untuk meningkatkan pertukaran mahasiswa di kedua negara.
http://www.dikti.go.id/images/stories/jepang_a.jpg       Direktorat Kelembagaan dan Kerja sama di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia bersama Kedutaan Besar Jepang menyelenggarakan pertemuan para pemimpin universitas Indonesia-Jepang. Menteri Pendidikan Nasional RI M. Nuh menyambut baik kerja sama ini. Pertemuan ini dihadiri oleh rektor dan wakil rektor dari dua puluh lima universitas di Indonesia dan tujuh belas universitas ternama di Jepang.

             Masing-masing universitas peserta pertemuan menggali sistem beasiswa kedua negara dan pengaplikasiannya. Selain itu, mereka juga berbagi pengetahuan dan menginformasikan langkah efektif untuk mempromosikan pertukaran mahasiswa asing di masing-masing negara. Hingga tahun 2008, peneliti yang ikut dalam program pertukaran ini mencapai 1.986 orang peneliti Jepang dan 814 orang peneliti Indonesia.
                 Dalam lima tahun terakhir, 519 orang menerima beasiswa Monbukagakusho dan melanjutkan studi ke perguruan tinggi Jepang. Dosen yang menerima beasiswa ini tercatat 217 orang atau 42% dari total keseluruhan penerima beasiswa. Sedangkan beasiswa S2/S3 Ditjen Dikti dalam tiga tahun terakhir ini, terdapat 311 orang dosen dari total keseluruhan penerima beasiswa yang berjumlah 2136.          

B.   Hubungan Internasional Indonesia dengan Mesir
Bidang Politik
            Mesir merupakan salah satu negara terkemuka dan pertama yang memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia pada 18 November 1946. Kurang dari setahun kemudian, tepatnya pada 10 Juni 1947, secara resmi kedua negara membuka hubungan diplomatik melalui penandatanganan Perjanjian Persahabatan ( Treaty of Friendship and Cordiality), yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan perwakilan RI di Cairo pada 1949.
            Sejak menjalin hubungan diplomatik, kedua negara senantiasa menjaga hubungan yang baik dan erat secara politis. Hubungan yang baik dan akrab tersebut ditandai antara lain dengan intensitas kunjungan pejabat antara kedua negara, kesamaan pandangan dalam berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, dan koordinasi serta saling dukung dalam pencalonan masing-masing di berbagai organisasi dan forum internasional.
            Sementara itu dari pihak Mesir, Presiden Hosni Mubarak terakhir kali berkunjung ke Indonesia pada tahun 1983. Untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang, kedua negara telah menyepakati pem­bentukan forum Konsultasi Bilateral di tingkat Pejabat Senior Kementerian Luar Negeri masing-masing sejak tahun 2001 dengan ditandatanganinya MoU on Consultation. Per­temuan Konsultasi Bilateral telah dilaksanakan sebanyak empat kali, dua kali di Indonesia, (di Bali, 19–20 Juli 2004 dan di Jakarta, 14 Agustus 2006) dan dua kali di Mesir (di Cairo, 9–10 Mei 2005 dan 29 Oktober 2008).
            Melalui forum tersebut, kedua negara membahas ber­bagai isu hubungan dan kerja sama bilateral serta melakukan pertukaran pandangan tentang berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.
            Awal tahun 2011 merupakan momentum bersejarah dalam perkembangan politik di Timur Tengah, termasuk di Mesir. Revolusi yang digerakkan oleh rakyat Mesir berawal pada 25 Januari 2011, menuntut pengunduran diri Presiden Mubarak. Unjuk rasa yang berlangsung selama kurang lebih 18 hari, berakhir dengan pengunduran diri Mubarak pada 11 Februari 2011, dan Pemerintahan Transisi Mesir diambil alih oleh Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir ( Supreme Council of the Armed Forces/SCAF ), dengan Ketua Dewan Tertinggi, Marsekal Hussein Tantawi, sebagai Pimpinan. Dalam kaitannya dengan perkembangan politik tersebut, dalam hal ini Mesir menilai bahwa proses reformasi dan demokratisasi Indonesia yang berawal pada tahun 1998 merupakan contoh nyata yang dapat menjadi rujukan Mesir dalam menjalani masa demokratisasi saat ini. Hal ini nampak pada upaya Mesir menggandeng Indonesia untuk melakukan sharing of experience proses transisi menuju demokrasi, yang dituangkan dalam berbagai bentuk dialog bilateral, seminar maupun workshop.
Sejak Januari hingga September 2011, tercatat sejumlah permintaan sharing of experience dari berbagai kalangan di Mesir kepada Indonesia, antara lain dari kantor Information and Decision Support Centre (IDSC), Egyptian Council for Foreign Affairs (ECFA), United Nations Development Programs (UNDP), National Democratic Institute (NDI) Cairo,  dan American University in Cairo (AUC). Selain itu, Indonesia dan Mesir juga bekerja sama dalam penyelenggaraan berbagai seminar dan workshop dalam rangka sharing of experience tersebut, antara lain:
  • IPD Workshop on Egypt-Indonesia Dialogue on Democratic Transition,Jakarta, 25–26 Mei 2011;
  • Pertemuan Kelompok Ahli (PKA) mengenai Perubahan di Timur Tengah: Pengaruh dan Interdependensinya dalam Tatanan Global, Jakarta, 30 Mei 2011;
  • partisipasi Indonesia pada Forum Internasional mengenai Pathways of Democratic Transitions: International Experiences, Lessons Learnt, and the Road Ahead, Cairo, 5–6 Juni 2011;
  • IPD Workshop on Building Electoral Democracy in Egypt: Lessons Learned From the Indonesian Experience, Cairo, 25-26 Juli 2011.
Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Mesir dan kaitannya dengan isu Timur Tengah, pada prinsipnya Indonesia memiliki posisi yang sama dengan Mesir tentang perlunya penyelesaian konflik Arab-Israel sesuai dengan resolusi-resolusi PBB yang relevan dan kesepakatan-kesepakatan yang pernah dicapai oleh pihak-pihak yang bertikai. Dalam kaitan ini, Indonesia mendukung tuntutan penarikan diri Israel dari seluruh tanah Arab yang didudukinya pada perang tahun 1967. Indonesia juga mengakui peran penting dan strategis Mesir dalam proses perdamaian Timur Tengah, khususnya dalam penyelesaian masalah-masalah Palestina-Israel, terlebih mengingat bahwa secara geografis Mesir berbatasan langsung dengan sebagian wilayah Palestina, yakni Jalur Gaza. Lebih dari sekadar dukungan, Indonesia berkomitmen untuk ikut berperan aktif dan berkontribusi secara komplementer terhadap berbagai upaya pemajuan proses perdamaian Timur Tengah, termasuk upaya yang dilakukan Mesir.
Kerja sama Ekonomi, Investasi dan Perdagangan
Indonesia dan Mesir telah menyepakati sejumlah perjanjian di bidang ekonomi, di antaranya Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the United Arab Republic for Air Services between and beyond their respective territories (11 Agustus 1964), Agreement on the Promotion and Protection of Investment (19 Januari 1994), Trade Agreement (23 Juni 1997), dll.
Di samping bentuk-bentuk kerja sama di atas, RI-Mesir juga aktif menjalankan kerja sama teknis peningkatan kapasitas berupa pelatihan-pelatihan, terutama di bidang pertanian melalui pelatihan pertanian di Egyptian International Centre for Agriculture (EICA) Kementerian Pertanian dan Reklamasi Lahan Mesir yang rutin diikuti peserta dari Kemeneterian Pertanian RI setiap tahunnya. Sebaliknya Mesir juga secara rutin mengirimkan delegasinya dalam program KTNB Training of Trainers for Participatory Training Program on Agriculture Extension Methodology yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian RI, bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Jakarta. Selain itu Indonesia dalam kerangka Asia-Middle East Dialogue (AMED) juga menawarkan pihak Mesir untuk berpartisipasi dalam beberapa agenda, utamanya kursus Islamic Banking and Finance yang diselenggarakan di Jakarta. Di luar itu semua, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Mesir juga tidak hanya dilakukan melalui forum bilateral, tetapi juga melalui berbagai forum regional dan multilateral seperti WTO, G-15, D-8, AMED dan OKI.
Di bidang investasi, berdasarkan data General Authority for Investment (GAFI), nilai kumulatif investasi non-migas Indonesia di Mesir pada kurun 1 Januari 1970 – 31 Mei 2006 hanya mencapai US$ 109,31 juta pada 7 sektor industri (tekstil/garmen, makanan, kimia dan teknik) serta 2 sektor jasa (pergudangan dan bahan bangunan). Adapun hingga tahun tahun 2011 nilai investasi Indonesia di Mesir diperkirakan meningkat menjadi sekitar USD 270 juta dengan didirikannya tiga perusahaan joint venture Indonesia di Mesir yaitu Indorama Shebin Co. pada tahun 2007, Pyramid Glass pada tahun 2008, Salim Wazaran Abu Alata (Indomie) pada tahun 2009. Sementara itu investasi Mesir di Indonesia, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI saat ini tercatat hanya ada 3 investasi dari Mesir di Indonesia, dengan nilai total US$ 450.000. Investor tersebut bergerak di bidang wholesale/distributor export-import dan biro perjalanan. 
Di bidang perdagangan Indonesia selalu mencatat surplus perdagangan dalam beberapa tahun terakhir. Menutup 2010, sekalipun keadaan perekonomian Mesir belum pulih sepenuhnya dari krisis ekonomi global tahun 2008, ekspor Indonesia ke Mesir terus berlangsung dengan surplus yang cukup signifikan bagi Indonesia dan meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelum­nya. Ber­dasarkan data yang diperoleh dari BPS, total perdagangan non-migas Indonesia dengan Mesir pada tahun 2010 tercatat USD 1,07 miliar dan mengalami kenaikan sebesar 33,3% dibanding dengan periode tahun 2009, yang nilainya mencapai USD 802,56 juta. Meski terjadi Revolusi di Mesir, volume perdagangan Indonesia-Mesir pada periode Januari-Juni 2011 tetap mengalami kenaikan sebanyak 49,51% dan mencapai USD 725,59 juta berbanding periode Januari-Maret 2010 yang mencapai USD 489,30 juta.
Beberapa produk Indonesia yang unggul di Mesir, antara lain produk pertanian dan olahan (kelapa, teh, kopi, tembakau, kayu manis, gula, CPO, gandum), produk buah-buahan dan buah-buahan olahan (nanas, jeruk), kertas dan alat tulis, plastik dan bahan baku plastik, yarn, katun dan pakaian jadi, ban, alat rumah tangga, furniture dari kayu dan rotan. Sebaliknya komoditi ekspor Mesir ke Indonesia antara lain fosfat, kapas, buah-buahan (terutama jeruk dan kurma) serta kristal.
Kerja sama Sosial Budaya dan Pendidikan
Hubungan sosial budaya Indonesia-Mesir telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-19, dimana puluhan mahasiswa asal Nusantara yang dikenal dengan Ruwaq Jawi menuntut ilmu di Al Azhar Mesir.  Al Azhar merupakan universitas utama tujuan pelajar Indonesia yang ingin lebih memperdalam ilmunya tentang agama Islam.
Di masa kini, dalam pelaksanaan hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Mesir dalam bidang sosial budaya dan pendidikan, terdapat beberapa perjanjian kerja sama yang menjadi payung bagi terlaksananya kerja sama tersebut, di antaranya adalah:
  • Perjanjian Kerja Sama Budaya antara Indonesia dan Mesir yang ditandatangai pada tanggal 10 Oktober 1955;
  • Protokol Kerja Sama Penerangan Pemerintah RI dan Pemerintah Mesir ditandatangani tanggal 19 Oktober 1972;
  • Joint Communique antara Persatuan Wartawan Indonesia-Persatuan Wartawan Indonesia Mesir dan organisasi jurnalistik Indonesia pada tahun 1983;
  • MoU bidang pariwisata yang ditandatangai pada tanggal 19 Januari 1984;
  • MoU bidang Iptek 7 September 1995;
  • Perjanjian kerja sama keilmuan dan pendidikan antara Depag RI dengan Al-Azhar 19 Januari 1996;
  • Perjanjian pembukaan SD dan Sekolah Menengah Al-Azhar di Jakarta 28 September 1999;
Indonesia aktif dalam melaksanakan beragam kegiatan budaya baik yang bersifat promosi maupun melalui kerja sama dengan berbagai pusat-pusat kebudayaan di Mesir. Di 2011, terutama setelah Revolusi Mesir, kegiatan budaya yang telah dilakukan oleh KBRI di antaranya adalah pagelaran "Ramadhan Lifestyle in Indonesia" pada tanggal 10 Agustus 2011 di Cairo Opera House dan tanggal 12 Agustus 2011 di Opera Damenhur, peringatan hari anak nasional bekerja sama dengan Yayasan 6 Oktober pada 27 Juli 2011, keikutsertaan dalam Festival Music Sufi Internasional (15-25 Agustus 2011).
Salah satu sarana utama dalam mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat Mesir adalah dengan menyelenggarakan kursus bahasa Indonesia yang telah diefektifkan sejak tanggal 3 Agustus 2008 oleh Pusat Kebudayaan dan Informasi (PUSKIN). Tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kedua Negara dalam meningkatkan people to people contact untuk saling mengenalkan budaya kedua bangsa.
Sementara itu dalam rangka peningkatan kerja sama pemuda telah dilaksanakan Program Indonesia-Egypt Youth Exchange-IEYE 2007.  Sebanyak 24 orang warga Negara Mesir, terdiri dari 20 mahasiswa/i, 2 wartawan travel writers (Al Ahram Al Araby dan Gazette), serta 2 pendamping dari National Council for Youth telah melakukan kunjungan ke Indonsia pada bulan Agustus 2007.Bentuk promosi kerja sama lainnya yaitu berupa pengiriman wartawan Mesir ke Indonesia.
Dalam  bidang pendidikan, Indonesia dan Mesir terus meningkatkan hubungan yang intensif antara universitas-universitas di Indonesia dan Mesir. Sebagai perwujudan dari kerja sama itu, Universitas Al-Azhar Mesir memberikan beasiswa untuk pelajar asal Indonesia sebanyak 115 setiap tahun dengan perincian: 90 beasiswa program SI, 20 beasiswa program pasca sarjana dan 5 beasiswa pra perguruan tinggi. Pemerintah Mesir juga memberikan 5 beasiswa program S1 di Universitas Non-Al-Azhar untuk bidang Studi Ekonomi, Hukum dan Bahasa Arab. Selain itu, Universitas Minia, memberikan beasiswa bagi 10 mahasiswa UNJ untuk mengikuti pendidikan bahasa Arab selama 1 tahun.
Majelis tertinggi Urusan Agama Islam, di Kementrian Wakaf Mesir memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar, pada saat ini mencapai 100 orang.  Selain itu, Al Azhar mengirimkan tenaga pengajar untuk madrasah dan pesantren di Indonesia sebanyak 50 orang yang ditempatkan di berbagai lembaga pendidikan Islam di seluruh pelosok Indonesia. Al Azhar juga memberikan kesempatan pelatihan Da’i bagi muballigh Indonesia selama 3 bulan bersama imam dan muballigh dari berbagai negara.
Selain beasiswa, kegiatan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Mesir juga dilaksanakan dalam bentuk Arabic in Country Programme, pertukaran dosen, mahasiswa, Joint Research, Sandwich programme hingga rintisan kerja sama dalam program Double-degree antara beberapa Univeritas di Indonesia dan Mesir.
Jumlah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Mesir pada tahun 2011 ini tercatat mencapai lebih dari 4000 orang.


   II.            Kerja sama Regional
Kerja sama ekonomi Regional, yaitu bentuk kerja sama ekonomi antara Negara-negara dikawasan atau wilayah tertentu. Contohnya, kerja sama antara Negara-negara di kawasanAsia Tenggara yang disebut ASEAN dan kerja sama antara Negara-negara di kawasan Eropa yang disebut Uni Eropa.
ASEAN adalah perhimpunan bangsa-bangsa yang berada di kawasan Asia Tenggara,didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Asean terdiri dari negara Indonesia,Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunai Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
 Tujuannya didirikannya ASEAN adalah sebagai berikut :
1.      Menyelenggarakan kerjasama dibidang ekonomi, sosial dan kebudayaan antara sesama anggota ASEAN.
2.      Memajukan perdamaian di kawasan ASEAN.
3.      Memajukan kerja sama dan saling membantu dalam bidang IPTEK.
4.      Mmajukan kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan. Pengangkutan dan komunikasi.
5.      Memelihara kerja sama yang lebih erat dengan organisasi – organisasi internasional dan regional.
Kerja sama negara-negara ASEAN yang sekarang sudah terlaksana antara lain sbb :
1.      Mendirikan proyek industri bersama
2.      Mengadakan perjanjian ekstradisi sesama anggota ASEAN.
3.      Mengadakan pesta olahraga Asia Tenggara , yaitu SEA Games
III.            Kerja sama Multilateral
Kerja sama ekonomi Multilateral, yaitu bentuk kerja sama ekonomi antara suatu Negaradengan beberapa Negara dengan beberapa Negara lain di dunia. Contohnya,PBB OPEC,dan WTO.
OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC). OPEC merupakan organisasi internasional bagi negara-negara pengekspor minyak di dunia. OPEC didirikan pada bulan september 1960. Tujuannya menghindarkan persaingan diantara negara pengekspor minyak bumi, mengatur pemasaran minyak bumi dan menetapkan harga yang seragam dan mengusahakan pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi. Dalam organisasi ini negara Indonesia juga ikut berperan aktif. Negara anggota yang lain misalnya Lebanon, Arab Saudi,Qatar, Yaman, dll.
Contoh yang lain adalah PBB. PBB adalah organisasi persekutuan bangsa- bangsa di seluruh dunia yang secara resmi didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945.
Tujuan didirikannya PBB adalah :
1.      Memelihara perdamaian dan keamanan internasioanal.
2.      Mengembangkan hubungan persaudaraan antar bangsa-bangsa.
3.      Mengadakan kerja sama internasional
4.      Menjadi pusat peyesuaian tindakan bangsa – bangsa guna mencapai tujuan bersama.
Untuk mencapai tujuannya PBB membentuk lembaga – lembaga yang terdiri dari badan-badan, yaitu :
a.       Badan Utama PBB
Ø  Majelis Umum
Ø  Dewan Keamanan
Ø  Mahkamah Internasional
Ø  Sekretariat Jenderal, dll
b.      Badan Khusus PBB
Ø  FAO, organisasi bahan makanan dan pertanian
Ø  UNESCO, organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Ø  WHO, organisasi kesehatan dunia, dll
Sumber :
e.      http://www.atdikcairo.org.

0 komentar:

Posting Komentar